Miracles

March 05, 2022

Akhirnya sampailah pada suatu saat, Maestro mengalami masa-masa sulit.

Tono Ibrahim pindah ke Amerika Serikat. Maka tongkat gembala diserahkan kepada Budiono Ibrahim. Dari pengalaman yang sangat kurang sekali sampai keadaan Maestro yang berada di titik terendah, ini yang harus dia jawab. Masa-masa itu adalah masa-masa yang pahit, tetapi menjadi satu kenangan yang manis. Ketika itu keuangan defisit besar. Tanpa pengalaman manajemen dan harus bertanggung jawab pada belasan jiwa yang bergantung kepada Maestro untuk asap dapurnya, maka pontang-pantinglah Maestro menutup segala pendanaannya. Dan ada waktu dalam perjalanan Maestro, ada usulan supaya Maestro “dilepas” saja, karena ketidak adaan dana operasionalnya.

Beragam kesulitan yang menimpa ternyata merupakan cara Tuhan menunjukan kuasaNya. Berbagai mujizat yang tidak masuk akal dialami Maestro.
Perpindahan siaran Maestro dari AM ke FM pun menyimpan cerita mujizat. Inisiatif untuk mengurus ijin perpindahan frekuensi dilakukan dengan asumsi proses perijinan akan memakan waktu berbulan bulan (seperti lazimnya pengurusan ijin FM). Namun siapa yang menduga, dalam waktu beberapa minggu ijin FM diterbitkan padahal dana untuk mengganti pemancar dan antena belum tersedia. Tepat beberapa hari sebelum ijin tersebut expired, Tuhan mengirimkan rekan radio lain yang menawarkan pemancar cadangannya untuk digunakan Maestro. Ini membuktikan kuasa Tuhan dalam memelihara radio Maestro.

Mujizat terus berlanjut mulai dari pengadaan tape deck yang baru, pemancar baru, sampai kepada mengganti tower dengan yang lebih kokoh dan tinggi. Semuanya membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun Tuhan mencukupkan dengan cara yang ajaib pada waktu yang tepat.
Suatu pagi, Budiono Ibrahim menerima seorang tamu misterius yang datang tanpa memperkenalkan diri. Beliau hanya minta diantar untuk melihat pemancar radio Maestro. Setelah diantar melihat kondisi pemancar, tamu tersebut mengeluarkan bungkusan kertas koran dari dalam jacketnya dan segera pergi. Ternyata isi dari bungkusan kertas koran tersebut adalah uang yang cukup untuk membeli pemancar baru.

Mujizat juga terjadi ketika tower antena radio Maestro roboh dan menerima rumah tetangga. Tidak ada satupun tetangga yang marah, mereka malah membantu membereskan tiang yang roboh tersebut. Dengan tower sementara, Maestro bisa kembali bersiaran dalam beberapa hari kemudian.
Budiono Ibrahim berencana untuk membangun tower baru dengan terlebih dahulu menjual mobil yang dia miliki. Namun beberapa hari kemudian, mobil yang rencananya akan dijual tersebut hilang dicuri. Dalam ketidak berdayaan itu, Tuhan kembali menyatakan mujizatnya. Ada seorang pengusaha yang tiba tiba menelepon dan meminta Maestro untuk segera membangun tower baru dan beliau akan menutup semua biayanya.

Masih banyak keajaiban lain yang terjadi dan semua mujizat yang sudah dialami membuat suatu keputusan kokoh, apapun yang dihadapi, Maestro harus jalan. Proses demi proses dilalui Maestro sampai seperti sekarang.

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.